Wakil Wali Kota Ternate Nasri Abubakar, secara resmi membuka Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat SD dan SMP se-Kota Ternate tahun 2025, yang berlangsung di Benteng Oranje Ternate. Senin, (13/10/2025).
Mengusung tema “Merajut Kebersamaan, Lestarikan Kebudayaan, Cintai Bahasa Daerah melalui Festival Tunas Bahasa Ibu”. Festival ini turut dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan Kota Ternate Dr. Muslim Gani, S.Pd., M.Pd, serta pakar sejarah dan kebudayaan Ternate.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Ternate Dr. Muslim Gani, S.Pd., M.Pd dalam sambutannya menjelaskan bahwa tanggung jawab menjaga bahasa daerah tidak hanya berada di tangan komunitas adat, tetapi juga pemerintah daerah.
Kadis menyinggung data UNESCO yang menunjukkan bahwa setiap dua minggu satu bahasa daerah di dunia punah karena tidak lagi digunakan oleh penuturnya.
“Bahasa Ternate kini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, bersama Ngogu Adat dan Tuala Lipa. Maka dari itu, penting bagi kita untuk terus mengupayakan pelestariannya melalui kegiatan seperti FTBI,” ujar Kadis Kebudayaan.
Selain itu, Kadis menambahkan, FTBI tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap bahasa daerah sekaligus wadah ekspresi bagi generasi muda agar tetap menggunakan bahasa ibu dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Ternate Nasri Abubakar dalam sambutannya menegaskan bahwa bahasa ibu memiliki peran fundamental dalam membentuk identitas, karakter, serta kebijaksanaan lokal masyarakat.
“Bahasa ibu adalah bagian dari jati diri kita. Di tengah dominasi bahasa asing, banyak bahasa daerah mulai ditinggalkan dan terancam punah. Melalui FTBI, kita ingin menghidupkan kembali semangat berbahasa ibu di kalangan generasi muda,” tegas Wakil Wali Kota.
Wawali juga memberikan apresiasi kepada Dinas Kebudayaan Kota Ternate atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, FTBI merupakan langkah strategis dalam memperkuat pelestarian bahasa dan sastra daerah yang menjadi bagian penting dari pembangunan kebudayaan nasional.
“Upaya ini tidak hanya menjaga warisan leluhur, tapi juga membentuk karakter anak-anak sebagai generasi penerus yang cinta budaya lokal,” tambahnya.
Festival ini diikuti oleh ratusan siswa SD dan SMP se-Kota Ternate dengan beragam cabang lomba, seperti mendongeng, membaca puisi, hingga pidato dalam bahasa Ternate.