oleh

Pidato Kenegaraan Bukti Komit Wujudkan Janji dan Program

Oleh: Prof. Dr. Harris Arthur Hedar, SH., MH. CREL

PIDATO kenegaraan Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD pada 15 Agustus 2025 pagi menjadi bukti bahwa Presiden komit untuk secara nyata mewujudkan janji dan program yang pernah disampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia.

Pidato tersebut adalah sebuah deklarasi yang realistis, berani, dan berorientasi pada rakyat. Pidato tersebut tidak hanya menyampaikan laporan pencapaian, tetapi juga memberikan justifikasi kuat mengapa rakyat Indonesia patut merasa optimis dan memiliki harapan.

Penulis mencatat setidaknya ada tiga pilar utama dalam pidato tersebut yang membuat rakyat memiliki optimisme dan harapan. Pertama, kejujuran dalam menghadapi masalah, kedua, keberanian dalam mengambil tindakan, dan ketiga, fokus yang kuat kepada kesejahteraan rakyat.

Kejujuran dalam Mengakui Masalah

Presiden Prabowo memulai pidatonya dengan kejujuran yang langka. Ia tidak ragu untuk secara terbuka mengakui masalah besar yang dihadapi bangsa, seperti korupsi yang masif di setiap eselon birokrasi dan lembaga pemerintahan.

Baca Juga  Liburan Nataru, Tempat Istirahat Terapkan Aplikasi PeduliLindung

Ia bahkan menyebut kondisi kebocoran kekayaan negara sebagai “net outflow of national wealth” yang berpotensi menjadikan Indonesia sebagai negara gagal.

Pengakuan ini, alih-alih menimbulkan pesimisme, justru membangkitkan harapan. Ketika seorang pemimpin berani melihat kekurangan, itu menandakan tekad untuk memperbaikinya bersama-sama. Sikap transparan dan akuntabel ini menjadi fondasi kuat bagi kepercayaan publik.

Keberanian dalam Mengambil Tindakan Nyata

Optimisme semakin diperkuat oleh serangkaian tindakan konkret yang telah dilakukan pemerintahannya dalam 299 hari pertama. Pidato tersebut menyebutkan keberhasilan mengidentifikasi dan menyelamatkan Rp300 triliun APBN yang rawan diselewengkan, yang kemudian dialokasikan untuk program-program yang lebih produktif dan langsung dirasakan rakyat.

Contoh keberanian lainnya adalah tekad untuk menindak tegas “serakahnomics” atau pengusaha besar yang menimbun bahan pangan dan melanggar aturan, dengan menggunakan Pasal 33 UUD 1945 sebagai landasan. Langkah-langkah ini menunjukkan pemerintah tidak hanya berbicara, tetapi bertindak untuk melindungi kepentingan rakyat.

Baca Juga  OAG Tempatkan Garuda Indonesia Jadi Maskapai Paling Tepat Waktu di Dunia

Fokus pada Kesejahteraan Rakyat secara Menyeluruh

Harapan terbesar datang dari program-program yang secara langsung menyentuh kehidupan sehari-hari rakyat. Pidato ini memaparkan kemajuan signifikan dalam berbagai sektor, di antaranya:

Sektor Ketahanan Pangan: Pemerintah berhasil surplus produksi beras dan meningkatkan harga beli gabah petani menjadi Rp6.500/kg, sehingga para petani “tersenyum” dan penghasilan mereka meningkat.

Kesehatan dan Gizi: Program “Makan Bergizi Gratis” telah menjangkau 20 juta anak sekolah, anak belum sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui, yang disebut sebagai “investasi terbaik sebuah bangsa”. Program ini juga menciptakan 290.000 lapangan kerja baru.

Pendidikan dan Sosial: Pendirian 100 “Sekolah Rakyat” untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu, peningkatan gaji guru ASN dan tunjangan guru non-ASN, serta renovasi rumah yang tidak layak huni menunjukkan komitmen kuat untuk memutus rantai kemiskinan.

Baca Juga  Pemkab Temanggung Luncurkan Aplikasi "Temanggung Gandem"

Pidato ini juga menekankan pentingnya persatuan dan gotong royong. Presiden mengajak seluruh elemen bangsa untuk bekerja sama mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.

Dengan memaparkan masalah secara jujur, mengambil tindakan tegas, dan menempatkan rakyat sebagai prioritas utama, pidato kenegaraan ini berhasil membangkitkan optimisme dan memberikan harapan bahwa masa depan yang lebih baik sedang dalam jangkauan.

Memang semua membutuhkan waktu. Tetapi langkah nyata yang telah diambil telah membuktikan bahwa apa yang dijanjikan oleh Presiden Prabowo bukan janji kosong. Dirgahayu Indonesia

Penulis adalah Ketua Dewan Pembina Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Guru Besar Universitas Negeri Makassar, Wakil Rektor Universitas Jayabaya Jakarta dan Wakil Ketua Umum Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI).

News Feed