SAMARINDA- Forum HMI-Wati (ForHati) Kalimantan Timur menggelar Puncak Milad ke-27 yang dirangkai dengan Peringatan Hari Ibu ke-97 melalui sebuah talkshow sosioreligi bertema “Poligami vs Perselingkuhan dalam Perspektif Sosioreligi” dengan subtema “Perempuan Hebat, Bangsa Bermartabat”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 19 Desember 2025, pukul 13.30–16.00 WITA, bertempat di Rumah Jabatan Wakil Gubernur Kalimantan Timur.
Peringatan Milad ke-27 ForHati ini menjadi momentum refleksi peran strategis perempuan dalam membangun keluarga, masyarakat, dan bangsa. Ketua Panitia Milad, Syarifah Zuraidah, menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan yang digelar tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga sarat nilai edukatif dan sosial. Sejumlah lomba diselenggarakan, di antaranya lomba puisi, lomba film dokumenter, dan lomba menulis, serta dilengkapi dengan aksi penggalangan bantuan sebagai wujud kepedulian sosial ForHati terhadap masyarakat.
Talkshow yang menjadi salah satu agenda utama dalam puncak peringatan Milad ini menghadirkan Dr. H. Murjani Zuhri, S.Ag., M.H., Koordinator Presidium Majelis Wilayah KAHMI Kalimantan Timur, serta Endro S. Efendi, M.Sos, hipnoterapis klinis, sebagai narasumber. Diskusi dipandu oleh Fitri Susilowati, S.E., yang mengarahkan dialog agar berjalan seimbang, reflektif, dan mudah dipahami oleh peserta.
Dalam pemaparannya, Endro S. Efendi menekankan bahwa persoalan poligami dan perselingkuhan tidak dapat dipandang semata-mata dari sisi hukum agama, tetapi juga harus dipahami dari aspek psikologis, kesehatan mental, pola asuh masa lalu, serta mindset emosional individu. Menurutnya, perselingkuhan sering kali berakar dari luka emosional yang tidak terselesaikan dan meninggalkan dampak psikologis yang panjang, terutama bagi perempuan dan anak. Ia mengajak peserta untuk menyadari bahwa pintu surga memiliki banyak jalan, sehingga pilihan hidup seharusnya tidak diambil dengan cara yang melukai atau merendahkan martabat pasangan.
Sementara itu, Dr. H. Murjani Zuhri menegaskan bahwa perempuan memiliki posisi sentral sebagai pilar keluarga dan bangsa. Ia menyampaikan bahwa ibu merupakan tiang keluarga dan fondasi utama pendidikan, karena pembentukan karakter manusia dimulai dari rumah. Negara yang kuat, menurutnya, lahir dari keluarga yang sehat, dan keluarga yang sehat tidak terlepas dari peran perempuan yang kuat dan bermartabat. Ia juga mengingatkan bahwa dalam Islam, derajat ibu dimuliakan hingga tiga tingkat lebih tinggi dari ayah, serta berbakti kepada orang tua merupakan perintah agama yang utama.
Koordinator Presidium ForHati Kalimantan Timur, Jandariyah, S.Ag, menyampaikan bahwa selama 27 tahun ForHati telah konsisten berkontribusi dalam pembangunan Kalimantan Timur melalui penguatan peran perempuan di bidang sosial, pendidikan, dan keumatan. Ia menegaskan bahwa ForHati merupakan penerus mujahidah bangsa yang pergerakannya tidak terpisahkan dari Korps HMI, serta mengajak seluruh kader dan masyarakat untuk terus bergerak secara guyub karena kebersamaan merupakan kunci kekuatan organisasi.
Melalui Puncak Milad ke-27 ini, ForHati Kalimantan Timur berharap rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dapat menjadi edukasi yang mencerdaskan, membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya kesehatan mental, kejujuran, dan tanggung jawab dalam membangun rumah tangga. Isu poligami dan perselingkuhan dipandang bukan sekadar persoalan personal, melainkan persoalan sosial yang berdampak langsung pada ketahanan keluarga dan masa depan bangsa. Dengan semangat “Perempuan Hebat, Bangsa Bermartabat” serta tagline “ForHati untuk Hati”, ForHati Kaltim menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan ruang dialog yang menyejukkan, solutif, dan berorientasi pada kemaslahatan umat. (esf)
